Senin, 07 Mei 2012

Gaya model photographer

Fashion Photography vs Portrait Photography

by Enche on May 30, 2011
Sekilas, fashion photography dan portrait photography terlihat memiliki persamaan, sama-sama subjek fotonya adalah orang, dan kedua jenis foto berusaha membuat fotonya terlihat menarik. Kesuksesan sebuah foto juga tergantung pada keterampilan fotografer, pengetahuan fotografer atas gaya pakaian, make-up dan juga tim yang menunjang, seperti make-up artist, hair stylist, koreografer dan sebagainya.
Tapi banyak perbedaan mendasar antara fotografi portrait dengan fotografi fashion:
Fashion photography bertujuan untuk membuat baju yang di desain terlihat menarik sehingga orang ingin membelinya, sedangkan portrait fotografer bertujuan untuk menonjolkan karakter dan kepribadian dari subjek foto. Dalam upayanya, pengetahuan fotografer akan pencahayaan menjadi penting. Misalnya untuk menonjolkan tekstur sebuah baju, fotografer mengunakan cahaya yang cukup keras dengan kontras yang cukup tinggi. Sedangkan untuk memunculkan karakter lembut dari subjek foto portrait, fotografer mengunakan cahaya yang lembut. [ Baca: Beda cahaya keras dan lembut ]
Foto fashion oleh Javier Valhonrat. Fotografer ini mengunakan cahaya dan warna dengan baik sehingga pakaian model terlihat menarik
Foto fashion oleh Javier Valhonrat. Fotografer ini mengunakan cahaya dan warna dengan baik sehingga pakaian model terlihat menarik
Fashion fotografer biasanya berganti-ganti gaya mengikuti tren, karena fashion sendiri merupakan sesuatu yang sangat trendy, yaitu berubah-ubah dengan cepat. Sulit bagi seorang fotografer fashion yang tidak mengikuti trend, karena bila gayanya sama terus, maka kemungkinan fotografer fashion tidak akan dipakai oleh sebagian besar desainer.  Sedangkan sebagai portrait fotografer gayanya cenderung lebih sama, dan biasanya justru seorang fotografer portrait mendapat pekerjaan karena gayanya yang unik dan konsisten.
Untuk model fashion, pose pose ditujukan lebih untuk menonjolkan fitur pakaian yang dikenakan, tapi di portrait photography, pose-pose yang alami yang bisa memunculkan kepribadian subjek foto yang lebih penting.
Potret pelukis Henri Matisse oleh Henri Cartier-Bresson. Pose-pose alami lebih mudah didapatkan bila subjek foto berada di lingkungan yang nyaman dan familiar
Potret pelukis Henri Matisse oleh Henri Cartier-Bresson. Pose-pose alami lebih mudah didapatkan bila subjek foto berada di lingkungan yang nyaman dan familiar. Gaya fotografi Bresson juga tidak banyak berubah seiring waktu berjalan.
Ada juga fotografer yang menggabungkan kedua teknik fashion dan portrait, contohnya foto glamor, dimana fotografer berusaha membuat subjek foto terlihat cantik dan juga berusaha menonjolkan kepribadiannya.
Annie Leibovitz, fotografer portrait untuk majalah Vogue, memiliki gaya yang pencahayaan yang khas dan foto-foto potraitnya terkenal memunculkan kepribadian dan jiwa dari subjek fotonya
Annie Leibovitz, fotografer portrait untuk majalah Vogue, memiliki gaya yang pencahayaan yang khas dan foto-foto potraitnya terkenal memunculkan kepribadian dan jiwa dari subjek fotonya
Nah dari perbedaan-perbedaan diatas, saya tarik kesimpulan bahwa masing-masing jenis fotografi membutuhkan skill/keterampilan yang sedikit berbeda. Untuk menjadi fotografer portrait maupun fashion yang baik, dibutuhkan wawasan dan ketrampilan. Kemampuan menjalin hubungan yang baik dan membuat subjek foto nyaman dan mengambil momen yang tepat menjadi suatu yang sangat penting bagi fotografer portrait, dan pengetahuan akan gaya pakaian, tren fashion, penguasaan pencahayaan alami+buatan dan fleksibilitas dalam berganti gaya foto merupakan kemampuan yang penting bagi fotografer fashion.

 

 

Tipe Gaya Foto Fotografer | Gaya Fotografi Menurut Kepribadian!


Ketika saya diminta untuk memberikan pelatihan mengenai fotografi di salah satu universitas di Jogja, saya mendapatkan sebuah pertanyaan menarik yang disampaikan oleh salah satu peserta. Peserta itu bertanya: “bang, ada gak sih penggolongan fotografer berdasarkan gaya fotografinya atau berdasarkan hasil foto-foto karyanya?”.
Nah, dalam kesempatan tersebut saya pun langsung menyempatkan untuk mencari di google. Saya pun menemukan sebuah artikel menarik di sebuah forum (forumm.wgaul.com). Judul artikelnya “Gaya Fotografi Menurut Kepribadian”. Ini artikelnya, semoga bermanfaat.
Dalam buku “Digital Wedding Photography, capturing beautiful memories“, Glen Johnson menjelaskan bahwa gaya fotografi idealnya bisa disesuaikan dengan kepribadian. Dalam foto pernikahan misalnya, ada 3 jenis gaya yang umum di masyarakat:
1. Gaya Tradisional
Fotografer biasanya berperan seperti sutradara, memerintahkan subjek foto untuk senyum, bergaya atau pindah sesuai dengan yang dia mau. Biasanya fotografi semacam ini banyak ditemui di era-80-90an. Hal tersebut dilakukan karena fotografi waktu jaman itu belum ada digital, jadi fotografer ingin menghemat film dan proses. Setelah era digital, fotografer tidak begitu masalah soal mengambil foto dalam jumlah banyak karena bisa di hapus.
Selain masalah biaya, kepribadian juga menentukan. Orang yang menyukai melakukan pola-pola sistematis dan kontrol akan cenderung bergaya tradisional, beberapa jenis fotografi yang mungkin cocok buat fotografer yang memiliki kepribadian ini: foto produk, fashion, still life, studio.
Sebagai contohnya: pose pengantin dan setting telah di persiapkan sehingga sempurna.
2. Photojournalist atau Candid
Fotografer model atau tipe ini bisa dibilang adalah bergaya wartawan foto, mengambil foto subjek secara natural tanpa direksi/intruksi tujuannya mengambil foto-foto yang melukiskan senatural mungkin suatu acara.
Kepribadian Photojournalist ini biasanya adalah pemalu dan enggan berkomunikasi dengan orang, maka dari itu, daripada menyuruh dan mengatur pose, tempat dan lain-lain, fotografer ini akan berpindah tempat mencari sudut yang menarik tanpa mengganggu atau memberi intruksi pada subjek foto.
Contohnya begini, foto diambil candid dari jauh menggunakan lensa telephoto menangkap ekspresi tanpa mengganggu atau memberi instruksi ke subjek.
3. Portrait Journalism
Fotografer model ini adalah kombinasi dari 1 dan 2. Fotografer ini mementingkan kebebasan kreatifitas, sedikit mengatur pose dan tempat tapi tidak se-kaku fotografer tradisional dengan membiarkan subjek bertingkah laku secara natural.
Contohnya adalah fotonya terlihat seperti gabungan antara seni, fashion dan reportase, penekanan terhadap seni dan gaya reportase inilah yang membuat dinamakan gaya gabungan 1 dan 2.
Saat ini banyak trend mengunakan gaya fotojournalism ini. Dimulai dari banyak wartawan foto yang di hari Sabtu dan Minggu berubah menjadi fotografer pernikahan.
Tapi yang terpenting dari semua diatas, gaya Anda kalau bisa sesuai dengan kepribadian Anda, sehingga Anda bisa enjoy dalam bekerja dan memotret. Selamat berkarya!!!